Keraton at the Plaza, Jakarta
Merupakan sebuah kebanggaan dapat berkolaborasi dengan desainer internasional dan hotel ternama. Verik dan team Bata Merah Interior berkesempatan untuk mendesain dan memproduksi furnitur dan artwork bagi kamar hotel luxury yang bertemakan empat pulau besar Indonesia.
Dengan garis desain art deco yang modern diharapkan dapat menjadi fusion dengan budaya timur yang kaya dan penuh warna. Setiap kamar mengambil inspirasi dari kekayaan tekstil dan budaya local, dan Bata Merah Interior mencoba menginterpretasikan kekayaan Wastra Nusantara dalam proyek ini.
Tema Pertama
Tema pertama yang digarap adalah Jawa, dan inspirasinya berasal dari motif kain tradisional Jogjakarta yaitu motif parang dan motif garuda. Motif parang dikenal dengan garis diagonal yang tak terputus dan mempunyai makna yang mendalam di dalam sejarah batik dan wastra nusantara. Sama pula halnya dengan motif garuda yang juga merupakan simbol kebanggaan bangsa Indonesia. Setiap pola, jahitan dan pemilihan material merupakan cerita yang terjalin dari benang, warna dan filosofi. Dengan pendekatan desain yang kreatif, modern dan fresh, batik dapat diaplikasikan dalam ruangan dalam bentuk atau media apapun.
Tema Kedua
Tema kedua adalah Sumatera. Mengambil inspirasi dari kain songket Palembang yang penuh motif dan kaya warna. Banyak elemen simbolik, bentuk, detail dan warna yang menarik perhatian. Verik dan team Bata Merah menerjemahkan elemen dari kain songket dengan menarik inspirasi dari 5 elemen dari motif yang rumit, yaitu: Lepus, Bungo Melati, Nago Besaung, Bintang Berantai dan Tretes. Tidak hanya indah secara visual, tapi motif simbolik ini memiliki makna yang mendalam terkait kehidupan. Menerjemahkan songket Palembang ke dalam design interior bukan sekedar memindahkan motif ke media baru. Ini adalah proses merangkai cerita, menggali filosofi, mengolah estetika dan menghidupkannya kembali. Dalam setiap proses jahitan para pengrajin dan proses embroidery dengan teknik modern merupakan sebuah harmoni hubungan masa lalu dan masa kini.
Tema Ketiga
Tema ketiga membawa pengalaman visual ke pulau Kalimantan. Inspirasi untuk tema Kalimantan berasal dari kain tenun Dayak. Tenun merupakan warisan budaya yang menakjubkan karena setiap helai benangnya adalah cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi. Diantara kekayaan motif dalam sebuah tenun, ada teknik dan jenis kain seperti kebat, pileh selam, songket dan lainnya. Verik terinspirasi sekali dengan motif garis garis besar, tegas dan asimetris pada tenun. Motif ini menjadi elemen dasar dan keseluruhan dari design bed throw dan bolster. Dalam interpretasi modern ini, unsur warna warna alami seperti merah bata, jingga dan kuning tanah menjadi pilihan yang diambil. Dan menggunakan proses embroidery yang modern dan rumit, bed throw dan bolster cover yang heavily inspired dari tenun Dayak ini akhirnya terealisasi.
Tema Keempat
Tema keempat berpindah ke tanah Sulawesi. Inspirasi yang diambil berasal dari kain Toraja yang filosofis dan mistis. Cerita dan motif yang menarik perhatian dari kain Toraja ini yaitu motif Pohon Kehidupan. Bagi Toraja, pohon kehidupan adalah simbol hubungan antara dunia manusia, leluhur dan alam semesta. Akar yang tertanam dalam tanah, batang yang kokoh dan cabang yang menjulang adalah simbolik dari perjalanan hidup dari awal pertumbuhan hingga kembali pada asal. Dalam interpretasi modern ini, elemen warna yang dipilih adalah kain satin dengan base keemasan dan menggunakan benang warna biru untuk membentuk motifnya. Serta dikerjakan dengan menggunakan proses embroidery yang modern, bed throw dan bolster cover yang tersirat dari kain Toraja ini menjadi aksen yang berbicara pada interior modern hotel ini.
Melalui kolaborasi ini, warisan wastra Indonesia diinterpretasikan ulang menjadi bahasa visual yang modern dan elegan, menghadirkan keseimbangan antara tradisi dan desain kontemporer. Truly an East meet West experience!